Manfaat Internet
Memanfaatkan Situs Perpustakaan
Oleh: Andoyo - Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang
MESKIPUN tidak secepat perkembangan di dunia, jumlah dan pertumbuhan pemakai internet di Indonesia juga mengalarni pertumbuhan pesat. Hal ini tergambar dalam data-data penelitian berikut ini.
Pada bulan Juni 1996, jumlah pemakai internet di Indonesia baru mencapai sekitar 25.000 - 30.000 orang (Tim Komputer ITB, Khoe, 1996). Pada Juni 1999 jumlahnya mencapai 800.000 orang (Priyatmo, Kompas, 12 Maret 2000). Dan di tahun 2005 ini diperkirakan jumlah tersebut akan mencapai 15 juta orang (Asosiasi ISP Indonesia, Bintang, minggu kedua Maret 2000).
Internet sebagai sumber belajar dapat diartikan sebagai sumber informasi yang tersedia. Miliaran halaman teks dan informasi multimedia dari berbagai bidang ilmu tersedia di sini, baik secara gratis atau harus membayar sejumlah uang.
Layanan WWW yang tersedia di internet memudahkan kita melacak, menyaring, mengakses dan menelusuri informasi-informasi yang sarat pengetahuan.
Layanan WWW dalam bentuk situs (website) mempunyai kekhususan masing-masing. Situs-situs internet yang relevan sebagai sumber belajar adalah situs-situs perguruan tinggi, universitas virtual, perpustakaan, ensiklopedi, jurnal, majalah, surat kabar, bahkan situs-situs perusahaan komersial yang memberikan berbagai informasi penting secara gratis.
Sebagai sumber belajar, internet saat ini sedang tumbuh pesat. Hari demi hari jumlah halaman situs semakin bertambah. Sebagai sumber belajar, internet tak hanya menyediakan bahan ajar tapi juga sarana untuk komunikasi dengan para ahli yang ada di seluruh dunia (Hari Wibawanto: 2002).
Ada banyak kemudahan yang diberikan internet dalam rangka mendukung proses belajar. Menurut Budi Raharjo dalam www. budi.insan.co.id articles.internet pendidikan.doc ada beberapa manfaat internet yang mendukung proses pembelajaran, antara lain:
Pertama, akses ke sumber informasi. Sebelum ada internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidik (di seluruh dunia) adalah akses pada sumber informasi. Perpustakaan yang konvensional merupakan sumber informasi, namun sayangnya tidak murah. Buku-buku dan jurnal harus dibeli dengan harga mahal. Pengelolaan yang baik juga tidak mudah.
Contoh-contoh sumber informasi yang tersedia secara online antara lain: Library Online, perpustakaan yang dapat diakses secara langsung, kapan pun dan dari mana pun. Online Journal, berisi jutaan lembar jurnal ilmiah populer yang setiap saat bisa kita akses. Sedangkan lewat Online Courses, kita dapat membuka semua materi kuliah di internet.
Di Indonesia, masalah kelangkaan sumber informasi konvensional (perpustakaan) lebih berat dibanding di tempat lain, dan adanya internet merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini.
Kedua, akses ke pakar. Internet menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memungkinan seorang mahasiswa atau siswa berkomunikasi dengan pakar di tempat lain. Seorang mahasiswa di Makassar dapat berkonsultasi dengan dosen di Bandung atau bahkan di Los Angeles, Amerika Serikat.
Ketiga, media kerja sama. Kolaborasi atau kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan lebih mudah, efisien, dan murah lewat internet. Kerja sama model ini sudah banyak diterapkan oleh banyak perguruan tinggi di dalam proses administrasi perkuliahan, informasi kartu hasil studi mahasiswa (KHS), media kerja sama antaruniversitas dan perusahaan via internet dan sebagainya.
Bagi perguruan tinggi, internet sudah menjadi bagian integral di dalam proses belajar mengajar, walaupun belum semuanya menggunakannya. Sedangkan di tingkat sekolah, penggunaan internet belum sebanyak dan seluas di perguruan tinggi.
Secara khusus, internet sebagai sumber belajar memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan melalui browsing, searching, milis (mailing list), akses ke pakar dan meningkatkan komunikasi dengan berbagai teman di segala penjuru dunia melalui chatting dan e-mail (Philip Rekdale, http:// www.artikel.us/interneti/html).
Dalam perkembangannya, penggunaan internet sebagai sumber belajar menghadapi beberapa kendala. Ada beberapa alasan mengapa internet belum digunakan secara optimal, antara lain kemampuan menggunakan internet yang masih kurang, dan kendala bahasa.
Suka atau tidak suka, sebagian besar informasi di internet tersedia dalam bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan, karena mahasiswa atau dosen yang menguasai bahasa ini akan lebih mudah memahami dan menyerap informasi yang ada.
Perlu dilakukan upaya-upaya di dalam mengatasi kendala-kendala yang ada, sehingga di masa depan perguruan tinggi Indonesia tidak tertinggal jauh dalam penggunaan media informasi ini. (24)