New Zealand, Banyak Orang yang Ingin Berangkat Ditipu oleh Agen Nakal
Ada banyak kejadian menyedihkan karena keinginan yang besar untuk kuliah dan bekerja di luar negeri akhirnya kandas di tengah jalan. Sedangkan mereka yang sudah tiba di New Zealand ternyata mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan saat masih di Indonesia.
Penipuan oleh agen atau pun secara perorangan kerap terjadi pada orang-orang yang ingin berangkat melanjutkan pendidikan atau bekerja. New Zealand, adalah salah satu negara yang cukup prospektif untuk para agen dalam mengais rejeki yang mungkin bisa dikatakan tidak halal. Letak yang jauh dari Indonesia, kurangnya informasi tentang negara ini, dan iming-iming mendapatkan pekerjaan mudah sembari bekerja adalah banyak hal yang menjadi peluang untuk mengelabui para korban.
Ada banyak kisah sedih dari beberapa korban yang saat ini berada di New Zealand. Beberapa orang dijanjikan bisa kuliah dan bekerja part time di Wellington secara layak akhirnya terpaksa harus terjerat dengan pinjaman yang sangat memberatkan pada beberapa lembaga.
Ada juga yang dijanjikan untuk mendapatkan kerja di perkebunan dan peternakan, sedangkan visa yang mereka bawa adalah visa visitor yang hanya berlaku tiga bulan. Mendapatkan pekerjaan di kebun tidaklah semudah yang dikatakan agen-agen tersebut, waktu tiga bulan akan sangat berat untuk mendapatkan sejumlah uang yang kita pakai untuk berangkat ke negara tersebut.
Memahami Konsep Para Agen Nakal
Agen menggunakan berbagai macam cara untuk menarik orang-orang yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri agar masuk ke dalam jerat mereka. Ada beberapa agen yang memang cukup transparan dan jujur dalam menyampaikan kondisi sebenarnya, ada juga beberapa oknum agen yang menghalalkan segala cara untuk menjerat korbanya. Semua agen yang baik dan buruk itu rata-rata memiliki lembaga resmi, entah itu lembaga pendidikan atau pun sejenis PJTKI.
Untuk agen pendidikan mereka akan mendapatkan sejumlah fee (uang) yang biasanya berkisar 5-30% dari nilai yang kita bayarkan ke lembaga pendidikan di New Zealand. Hal inilah kiranya yang kadang membuat agen gelap mata dan berusaha menarik orang sebanyak-banyaknya serta menggunakan cara-cara yang tidak jujur.
Beberapa kasus bahkan masuk ke dalam surat kabar ternama di Jakarta, Kalimantan Timur dan area Sulawesi. Presentasinya juga tidak tanggung-tanggung, karena pembiacaranya bertitel doktor dan menjadi salah satu pengajar di universitas ternama di Indonesia.
Sering mereka mengundang para akademisi, guru-guru, lembaga pendidikan dan dilaksanakan di hadapan pimpinan kepala daerah dengan janji belajar bahasa Inggris, program doktoral S3, S2, diploma dan sebagainya. Para calon korban ini biasanya dijanjikan bisa kuliah dan bekerja part time di kebun, di restoran, cleaner dan sebagainya.
Padahal misi sebenarnya adalah agar agen mendapatkan fee dari lembaga pendidikan terkait tanpa memikirkan nasib para korban saat mereka sampai di New Zealand nanti. Sering pula mereka juga mengatakan kalau memiliki kantor dan tempat tinggal sementara di New Zealand bagi para korban ini, padahal sebenarnya tidak.
Menghindari Penipuan Agen Nakal
Ada beberapa saran yang mudah-mudahan bisa digunakan untuk menghindari para agen-agen nakal ini. Menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang negara yang akan kita kunjungi menjadi sesuatu yang wajib untuk kita lakukan. Jangan mudah percaya terhadap janji-janji para agen nakal, meskipun yang memberikan janji-janji itu pernah kuliah di New Zealand dan bergelar akademik tinggi.
Jika kita memiliki dana yang cukup, saya sarankan langsung meminta ke Kedutaan negara terkait agar lebih jelas prosedurnya, lebih legal hukum dan akan memberikan kemudahan bagi kita saat kita tiba di New Zealand kelak. Menghubungi teman-teman atau orang yang kita kenal yang berada di New Zealand secara langsung cara terbaik dan termudah untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.
Beasiswa, pertukaran pelajar, perekrutan tenaga kerja secara legal, pembiayaan pribadi dan hal-hal yang dijalankan secara legal serta transparan adalah hal yang lebih baik untuk selanjutnya kita bisa memutuskan berangkat ke negeri Kiwi. Janganlah keinginan besar untuk kuliah dan bekerja di luar negeri membutakan mata hati kita sehingga kita tertipu dengan janji-janji, terjerat hutang puluhan juta rupiah dan terlunta-lunta jauh dari keluarga.
Artikel Terkait:
Penipuan oleh agen atau pun secara perorangan kerap terjadi pada orang-orang yang ingin berangkat melanjutkan pendidikan atau bekerja. New Zealand, adalah salah satu negara yang cukup prospektif untuk para agen dalam mengais rejeki yang mungkin bisa dikatakan tidak halal. Letak yang jauh dari Indonesia, kurangnya informasi tentang negara ini, dan iming-iming mendapatkan pekerjaan mudah sembari bekerja adalah banyak hal yang menjadi peluang untuk mengelabui para korban.
Ada banyak kisah sedih dari beberapa korban yang saat ini berada di New Zealand. Beberapa orang dijanjikan bisa kuliah dan bekerja part time di Wellington secara layak akhirnya terpaksa harus terjerat dengan pinjaman yang sangat memberatkan pada beberapa lembaga.
Ada juga yang dijanjikan untuk mendapatkan kerja di perkebunan dan peternakan, sedangkan visa yang mereka bawa adalah visa visitor yang hanya berlaku tiga bulan. Mendapatkan pekerjaan di kebun tidaklah semudah yang dikatakan agen-agen tersebut, waktu tiga bulan akan sangat berat untuk mendapatkan sejumlah uang yang kita pakai untuk berangkat ke negara tersebut.
Memahami Konsep Para Agen Nakal
Agen menggunakan berbagai macam cara untuk menarik orang-orang yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri agar masuk ke dalam jerat mereka. Ada beberapa agen yang memang cukup transparan dan jujur dalam menyampaikan kondisi sebenarnya, ada juga beberapa oknum agen yang menghalalkan segala cara untuk menjerat korbanya. Semua agen yang baik dan buruk itu rata-rata memiliki lembaga resmi, entah itu lembaga pendidikan atau pun sejenis PJTKI.
Untuk agen pendidikan mereka akan mendapatkan sejumlah fee (uang) yang biasanya berkisar 5-30% dari nilai yang kita bayarkan ke lembaga pendidikan di New Zealand. Hal inilah kiranya yang kadang membuat agen gelap mata dan berusaha menarik orang sebanyak-banyaknya serta menggunakan cara-cara yang tidak jujur.
Beberapa kasus bahkan masuk ke dalam surat kabar ternama di Jakarta, Kalimantan Timur dan area Sulawesi. Presentasinya juga tidak tanggung-tanggung, karena pembiacaranya bertitel doktor dan menjadi salah satu pengajar di universitas ternama di Indonesia.
Sering mereka mengundang para akademisi, guru-guru, lembaga pendidikan dan dilaksanakan di hadapan pimpinan kepala daerah dengan janji belajar bahasa Inggris, program doktoral S3, S2, diploma dan sebagainya. Para calon korban ini biasanya dijanjikan bisa kuliah dan bekerja part time di kebun, di restoran, cleaner dan sebagainya.
Padahal misi sebenarnya adalah agar agen mendapatkan fee dari lembaga pendidikan terkait tanpa memikirkan nasib para korban saat mereka sampai di New Zealand nanti. Sering pula mereka juga mengatakan kalau memiliki kantor dan tempat tinggal sementara di New Zealand bagi para korban ini, padahal sebenarnya tidak.
Menghindari Penipuan Agen Nakal
Ada beberapa saran yang mudah-mudahan bisa digunakan untuk menghindari para agen-agen nakal ini. Menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang negara yang akan kita kunjungi menjadi sesuatu yang wajib untuk kita lakukan. Jangan mudah percaya terhadap janji-janji para agen nakal, meskipun yang memberikan janji-janji itu pernah kuliah di New Zealand dan bergelar akademik tinggi.
Jika kita memiliki dana yang cukup, saya sarankan langsung meminta ke Kedutaan negara terkait agar lebih jelas prosedurnya, lebih legal hukum dan akan memberikan kemudahan bagi kita saat kita tiba di New Zealand kelak. Menghubungi teman-teman atau orang yang kita kenal yang berada di New Zealand secara langsung cara terbaik dan termudah untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.
Beasiswa, pertukaran pelajar, perekrutan tenaga kerja secara legal, pembiayaan pribadi dan hal-hal yang dijalankan secara legal serta transparan adalah hal yang lebih baik untuk selanjutnya kita bisa memutuskan berangkat ke negeri Kiwi. Janganlah keinginan besar untuk kuliah dan bekerja di luar negeri membutakan mata hati kita sehingga kita tertipu dengan janji-janji, terjerat hutang puluhan juta rupiah dan terlunta-lunta jauh dari keluarga.
Artikel Terkait:
- Imigrasi New Zealand
Mencari Flat atau Apartemen di Wellington
Kerja Part Time di Wellington? Buka Website ini yah
Kuliah di New Zealand, Universitas dan Polytechnic Terkemuka di New Zealand (North Island)
Website Cari Flat/Apartemen di New Zealand, Khususnya Wellington
Hati-hati mas, posting begini ntar ada yang sakit hati loo
mudah2an lewat postingan ini banyak orang yg lebih hati2 lg...tujuannya khan baik...
Met knl mas ass.wr.wb sy habib dr lombok ntb,stlh mbca apa yg ada di web sdr sy lgsg tringt 3 tmn sy dr lmbk yg smp skrg msh di jkrta mnggu pmbrngktn k nz dg biya 45 jt yg di str k spnsor di jkrta,dn di janjikan krja d prkbn d ptrnkn, mas kshn tmn kt itu krn smp skrg mrk blm brgkt sdh 5 bln mrk mnuggu tp blm ada kpstnx,sy prnh d ajk ikt mnykn prsln itu,yg di prlhtkn sm sy adlh pto copy visa dr agn jm bostok nz. mas yg ign sy tnykn: 1.bnrkh ada rekrut krj d prkbn dn ptrnkn dr pmrth nz 2.apkh ms tau almt jm bostok agen,bnrkh? 3.agen mn yg mas tau bgs di indnsia utk msk k nz dgn visa krja 4.sy ingn sx krj d nz tp tkt di tipu bgm cr apply vsa yg bnr. Wassalam
demen_ija@rocketmail.com